Kamis, 17 November 2016

Berikut Hal-Hal Yang Membuat Olahraga Kita Tidak Ada Artinya


Badan Kesehatan Dunia WHO menyebutkan jika ada baiknya setiap orang melakukan aktifitas fisik atau olahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Sayangnya, dengan berbagai kesibukan masyarakat modern, mencari waktu untuk berolahraga menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Beruntung, masih banyak orang yang mau menyempatkan waktu di malam hari atau di akhir pekan untuk berolahraga. Hanya saja, berbagai kebaikan yang kita dapatkan andai rutin berolahraga ini bisa saja menjadi hal yang sia-sia andai kita masih kerap melakukan hal-hal berikut.

Kurang asupan air putih
Kadangkala, kesibukan harian membuat kita lupa mengkonsumsi air putih dengan cukup. Padahal, air putih memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membantu berbagai sistem dan organ tubuh bekerja dengan normal. Andai kita kekurangan asupan cairan, tidak hanya terkena dehidrasi, kita juga akan cenderung lebih mudah jatuh sakit hingga mengalami cedera saat berolahraga.

Kurang tidur
Gaya hidup masyarakat modern juga cenderung membuat kita kerap kekurangan waktu tidur yang cukup. Selain karena kesibukan pekerjaan, kebiasaan mencari hiburan di televisi atau bahkan internet bisa membuat kita kekurangan waktu tidur. Padahal, pakar kesehatan menyebutkan jika tubuh membutuhkan waktu 7-8 jam sehari untuk mampu melakukan regenerasi sel-sel tubuh hingga membuang berbagai racun pada saat kita tidur. Andai kita kerap mengalami kurang tidur, maka dikhawatirkan kita akan lebih mudah jatuh sakit.

Duduk terlalu lama
Banyak orang yang menghabiskan waktu mereka bekerja hanya dengan duduk-duduk saja. Memang, bekerja dengan duduk seharian terkesan sangat santai dan tidak melelahkan. Sayangnya, hal ini ternyata bisa berimbas buruk bagi kesehatan kita. Andai kita termasuk dalam pekerja yang menghabiskan banyak waktu untuk duduk di depan komputer, cobalah untuk kerap memberikan jeda dengan berdiri atau berjalan sebentar setidaknya sekali dalam dua jam.

sumber : http://doktersehat.com/

Rabu, 16 November 2016

Suka Terong? Sayuran Yang Banyak Disukai Ini Bisa Menurunkan Kolesterol



Terong termasuk dalam sayuran yang cukup digemari masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Terong sendiri bisa diolah menjadi makanan yang lezat untuk dijadikan lauk. Namun, tahukah anda jika selain memberikan rasa yang nikmat, terong ternyata juga bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Apa sajakah manfaat kesehatan yang kita dapatkan andai rutin mengkonsumsi sayuran ini?

Pakar kesehatan menyebutkan jika terong ternyata kaya akan kandungan serat, vitamin B dan juga tembaga. Selain itu, terong menyediakan nutrisi berupa vitamin B1, vitamin B6, asam folat, vitamin K, hingga kalium dan niasin. Beberapa jenis fitonutrien layaknya nasunin dan juga asam chlorogenic yang diyakini menjadi asupan yang sangat penting bagi kesehatan otak kita juga ada di dalam sayuran yang memiliki bentuk panjang ini. Selain itu, terong dikenal luas sebagai makanan yang rendah karbohidrat sehingga akan sangat baik bagi kita dalam mengelola gula darah.

Baca lebih lengkapnya di http://tokoalkescmp.com/berita/detail/suka-terong-sayuran-yang-banyak-disukai-ini-bisa-menurunkan-kolesterol-32827.html

Jumat, 11 November 2016

Apakah Benar Sepatu Yang Lebih Ringan Membuat Olahraga Lari Menjadi Lebih Baik ?


Ada sebuah hal yang dipercaya oleh masyarakat saat mereka memilih sepatu olahraga, yakni ada baiknya memilih sepatu yang lebih ringan karena bisa membuat langkah saat berlari menjadi lebih kencang. Logikanya, semakin berat sepatu, semakin berat langkah kita dan berlari pun akan menjadi kurang maksimal. Memang, saat kita memilih sepatu, kita akan menemukan berat yang berbeda-beda. Namun, apakah dengan memilih sepatu yang lebih ringan memang bisa membuat olahraga menjadi lebih maksimal?

Sebuah penelitian pun dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini di University of Colorado. Ada 18 pelari yang dilibatkan dalam penelitian ini dan mereka diminta untuk melakukan lari time trialsejauh 3.000 meter pada trek di dalam ruangan setidaknya seminggu sekali dalam waktu tiga pekan. Yang menarik adalah, para pelari ini tidak tahu jika berat sepatu yang mereka pakai berbeda-beda dan telah dipasang alat khusus. Sepatu yang dipakai para pelari ini memiliki berat yang bervariasi, dari 198 gram hingga 220 gram. Perbedaan ukuran sepatu ikut mempengaruhi perbedaan berat tersebut dan adanya alat khusus juga menambah beban sepatu 100 hingga 300 gram.
Setelah dicek hasil lari time trial ini, para peneliti menemukan fakta dimana setiap 100 gram tambahan beban pada sepatu membuat pelari melaju 1 persen lebih lambat. Tambahan 100 gram beban pada sepatu juga akan memakan 1 persen konsumsi energi yang lebih besar. Meskipun terlihat tidak terlalu signifikan, andai hal ini diterapkan dalam olahraga jarak jauh layaknya lari marathon, maka pengaruh kecepatan berlari bisa membuat perbedaan waktu sebanyak 57 detik.
Apakah sepatu ringan berarti lebih baik untuk olahraga? Pakar kesehatan yang menjadi pemimpin penelitian ini, Wouter Hogkamer, PhD, menyebutkan jika sepatu yang lebih ringan tidak selalu lebih baik. Menurut beliau, banyak sepatu ringan yang tidak memiliki bantalan sepatu yang justru kurang nyaman dipakai dan memberikan resiko lebih besar terkena cedera. Menurut beliau, ada baiknya justru kita memilih sepatu yang nyaman , masih memiliki bantalan yang cukup bagi kaki, namun pertimbangkan pula yang terasa ringan untuk melangkah.
sumber : http://doktersehat.com/

Kamis, 10 November 2016

Meminimalkan Risiko Yang Lebih Buruk Bagi Penderita Diabetes Saat Luka

Luka diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang sehat. Bahkan jika tidak ditangani dengan tepat, luka pada penderita diabetes dapat terus menyebar hingga berakhir dengan penanganan amputasi.
Yang membuat luka diabetes memiliki waktu lebih lama untuk sembuh adalah karena tingginya kadar gula darah. Kadar glukosa (gula darah) yang tinggi menyebabkan perburukan sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang buruk menghambat aliran darah ke kulit yang dibutuhkan untuk mengobati luka.
Akibatnya, luka pada penderita diabetes tetap terbuka, basah, dan susah disembuhkan hingga berbulan-bulan. Luka yang terbuka akan berisiko tinggi terserang infeksi jamur, infeksi bakteri, atau timbul gangren.
Kenapa Luka Diabetes Lebih Susah Disembuhkan?
Luka diabetes jangan pernah diabaikan meski kecil sekalipun. Luka diabetes sendiri bisa menimbulkan masalah karena beberapa hal berikut:
  • Mati rasa pada sebagian anggota tubuh
Salah satu komplikasi diabetes adalah kerusakan saraf. Jika hal ini terjadi, maka ada kemungkinan penderita mengalami mati rasa sehingga tidak merasakan sakit saat bagian tubuhnya terluka. Penderita baru tersadar ketika luka sudah memburuk dan mengalami infeksi.
  • Penyempitan pembuluh darah arteri
Luka diabetes akan lebih berisiko diderita oleh mereka yang mengalami penyempitan arteri di kaki. Penyempitan arteri dapat menghambat suplai darah ke bagian tubuh yang terluka. Hal ini dapat menyebabkan infeksi luka yang parah dan mempersulit proses penyembuhan.
  • Lemahnya imunitas tubuh
Penderita diabetes berpotensi memiliki kekebalan tubuh yang tidak seoptimal orang sehat pada umumnya. Melemahnya sistem kekebalan tubuh alami ini dapat menyebabkan infeksi pada luka yang kecil sekalipun.
Bagaimana Menghadapi Luka Diabetes?
Karena risiko yang mungkin datang dari luka pada penderita diabetes bisa membahayakan, maka beberapa hal di bawah ini sebaiknya dilakukan begitu penderita diabetes mendapatkan luka.
  • Segera diobati
Hal terbaik yang sebaiknya dilakukan ketika mendapatkan luka adalah segera melakukan perawatan. Adapun langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membersihkan luka dari kotoran dengan air yang mengalir. Selanjutnya, bersihkan daerah sekitar luka dengan sabun dan air tiap hari. Setelah dibersihkan, keringkan dan oleskan salep antibiotik agar luka terbebas dari kuman.
  • Kurangi tekanan pada luka
Hindari memberikan penekanan pada daerah luka. Berkurangnya tekanan memungkinkan luka lebih cepat sembuh. Jika luka terdapat di telapak kaki, maka sebaiknya gunakan bantalan yang empuk agar pasien tidak menginjak daerah yang mengalami luka.
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi
Infeksi pada luka diebetes terjadi bukan tanpa gejala. Gejala-gejalanya bisa berupa timbul rasa sakit, kemerahan, atau terasa hangat. Selain tanda-tanda di atas, infeksi juga bisa ditandai dengan luka yang berair.
  • Hubungi dokter
Jika luka tidak membaik dalam waktu 48 jam, maka penderita disarankan untuk segera menghubungi dokter. Jika hal ini tidak dilakukan, takutnya luka akan berkembang makin parah sehingga makin sulit untuk ditangani.
Selain merawat luka seperti yang disarankan di atas, penderita diabetes juga bisa menerapkan diet sehat untuk mempercepat penyembuhan. Perawatan luka yang baik membutuhkan dukungan nutrisi yang baik. Oleh karena itulah mengutamakan makanan yang sehat sangat dianjurkan. Nutrisi yang penting, antara lain protein yang salah satu fungsinya adalah memperbaiki kulit dan jaringan yang rusak.
Agar aliran darah makin lancar sehingga luka diabetes makin mudah sembuh, maka penderita sebaiknya juga berolahraga secara teratur. Olahraga akan membantu merangsang dan menjaga aliran darah agar tetap baik. Namun khususnya bagi penderita yang memiliki luka pada bagian telapak kaki, tunggulah luka untuk sembuh terlebih dahulu sebelum mulai berolahraga.
sumber : www.alodokter.com/

Waspada! Penderita Diabetes Alami Ginjal Bocor

Diabetes merupakan salah satu jenis penyakit yang sering mengakibatkan komplikasi. Salah satu komplikasi penyakit yang juga dikenal dengan istilah kencing manis ini adalah ginjal bocor.
Anatomo ginjal memiliki bentuk seperti kacang, terletak tepat di bawah tulang rusuk bagian kiri dan kanan. fungsi utama ginjal yaitu menyaring zat sisa dari darah sebelum dialirkan ke dalam urine. Selain itu, ginjal juga berfungsi menjaga tekanan darah, memproduksi vitamin D, menjaga keseimbangan kimia pada tubuh dan lain-lain.

Kerusakan Organ Penyaring

Gangguan ginjal seringkali timbul pada penderita diabetes, kondisi ini disebut sebagai nefropati diabetik. Hal ini terjadi lantaran organ penyaring dalam ginjal rusak, sehingga ginjal bocor dan menyalurkan sejumlah protein albumin dari darah ke dalam urine.
Ginjal bocor yang menyebabkan masuknya protein albumin ke dalam urine dikategorikan dalam dua kondisi. Pertama, mikroalbuminuria yaitu ketika protein albumin dalam urine sekitar 30-300 mg per hari. Ini menjadi  indikasi tengah terjadinya gangguan ginjal dan harus segera mendapatkan penanganan.
Yang kedua adalah proteinuria. Yaitu kondisi di mana protein albumin dalam urine lebih dari 300 mg per hari dan lebih sulit ditangani. Ginjal bocor jenis ini berisiko menyebabkan gagal ginjal beberapa waktu mendatang.
Tingginya tingkat gula darah pada penderita diabetes juga dapat memicu terjadinya luka parut pada sel-sel penyaring di ginjal. Hal itu dapat menyebabkan semakin menurunnya fungsi ginjal secara perlahan selama bertahun-tahun. Jika tidak ditangani dengan tepat, proses tersebut berlanjut hingga menyebabkan gagal ginjal.
Beberapa kondisi diabetes yang berisiko mengalami gangguan ginjal, antara lain jika penderita mengalami tingkat gula darah tidak terkendali, tekanan darah tinggi, terkena diabetes tipe 1 sebelum usia 20 tahun, aktif merokok, atau memiliki keluarga yang mengalami diabetes dan gangguan ginjal.

Gejala yang Perlu Dicermati

Nyatanya, gangguan ginjal seperti ginjal bocor, berkembang secara lambat dan jarang disertai gejala tertentu. Gejala baru akan muncul 5 hingga 10 tahun setelah terjadinya gangguan ginjal.
Meski demikian ada beberapa gejala awal yang apat dikenali saat terjadi gangguan ginja, seperti sering merasa lemas, sakit kepala, mual dan muntah, atau tidak nafsu makan.
Gejala lain yang tampak seperti kaki bengkak, kulit gatal, dan cepat terkena infeksi. Meningkatnya kadar albumin dalam urine merupakan salah satu gejala terjadinya gangguan ginjal pada penderita diabetes.
Untuk mencegah ginjal bocor atau gangguan ginjal lain, penting bagi penderita diabetes menjaga tingkat gula darah dan tekanan darah yang normal. Selain itu, lakukan pengecekan protein dalam urine dan tes darah untuk mencari tahu fungsi ginjal minimal satu kali per tahun. Yang tak kalah penting adalah menerapkan pola hidup sehat, bergerak aktif dan berhenti merokok.
Bagi penderita diabetes, jangan sungkan untuk bertanya kepada dokter mengenai risiko ginjal bocor sekaligus bagaimana cara terbaik mencegahnya.

sumber : http://www.alodokter.com/

Anda Penderita Diabetes? Ini Dia Trik Mengakali Diabetes

Pola makan tepat sangat penting untuk penderita diabetes melitus. Namun tidak kalah penting, mengetahui pola makan yang dapat menangkal kondisi yang sering disebut masyarakat sebagai penyakit gula itu.
Diabetes melitus adalah penyakit yang memengaruhi kinerja tubuh dalam memanfaatkan glukosa atau gula darah. Glukosa sangat penting bagi tubuh sebagai sumber energi untuk setiap sel seperti otak, jantung dan otot.
Untuk memanfaatkan glukosa, tubuh memerlukan hormon insulin. Namun pada penderita diabetes, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau insulin tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika seseorang terkena diabetes , artinya tubuh tidak efektif dalam membakar gula menjadi tenaga sehingga kelebihan glukosa dalam darah. Hal itu dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.

Mengenal Jenis-jenis Diabetes

Ada dua jenis diabetes, yaitu :
  • Diabetes tipe 1, kondisi tubuh sama sekali tidak memproduksi insulin. Diperkirakan hanya sekitar 10 persen dari kasus diabetes di seluruh dunia.
  • Diabetes tipe 2, kondisi tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup agardapat berfungsi dengan baik. 90 persen penderita diabetes masuk dalam golongan diabetes tipe 2.

Apa Saja yang Termasuk Makanan Ramah Diabetes?

Penting bagi penderita diabetes untuk menjaga pola makan sehat yang kaya nutrisi, rendah lemak dan kalori, dengan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh. Pola makan sangat berperan dalam perkembangan penyakit ini dan keefektifan pengobatan yang dijalani penderita. Untuk sebagian besar penderita diabetes tipe 2, pengurangan berat badan juga dapat membantu mengendalikan gula darah dan mendatangkan berbagai manfaat kesehatan lain.
  • Karbohidrat kompleks. Cobalah fokus pada sumber karbohidrat lebih sehat seperti buah-buahan, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.Kurangi karbohidrat rafinasi seperti roti putih dan nasi putih, karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.  Pilih sereal yang terbuat dari biji-bijian utuh dan yang kadar gulanya rendah. Perhatikan informasi nutrisi pada kemasan makanan ketika sedang memilih.
  • Pilih ikan dan daging tanpa lemak. Kandungan tinggi protein pada daging tidak memengaruhi tingkat gula darah sebagaimana karbohidrat. Ketika dikonsumsi dengan porsi yang cukup, daging ikan, dada ayam tanpa kulit, dan daging rendah lemak menjadi pilihan tepat bagi penderita diabetes. Sebaiknya, anda memilih produk daging dan seafood yang segar.
  • Makanan kaya serat. Serat dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu mengendalikan tingkat gula darah, seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, tepung gandum, dan beras dengan kulit ari.
  • Biasakan mengonsumsi lemak dan protein sehat. Hindari daging merah dan daging hasil proses. Pola makan yang mengandung kandungan lemak tidak jenuh dapat menurunkan risiko diabetes dan sakit jantung. Minyak kanola dan minyak zaitun merupakan pilihan sumber lemak yang sangat baik, sebagaimana lemak dalam alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Kayu manis. Rempah ini disebut memiliki efek serupa dengan insulin dan membantu mengurangi tingkat gula darah pada penderita diabetes. Peneliti di Jerman dalam sebuah studi menyimpulkan bahwa ekstrak kayu manis tampak memiliki efek moderat dalam mengurangi kadar gula darah pada pasien diabetes. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Untuk menghindari gangguan kesehatan lain yang dipicu oleh penyakit diabetes, sangat penting untuk mengendalikan tingkat gula darah dari asupan makanan selain dengan mengonsumsi obat. Dengan kombinasi disiplin mengonsumsi obat dan mengadopsi pola hidup yang sehat, diabetes bisa terkendali dan dicegah perkembangannya.
sumber : http://www.alodokter.com/

Mencegah Diabetes Dengan Cara Mengkonsumsi Karbohidrat Belakangan


Untuk mencegah munculnya diabetes, maka ada baiknya kita lebih baik dalam menjaga pola makan yang sehat. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Nutrition and Diabetesmenyebutkan jika ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah diabetes, yakni menata cara makan karbohidrat dan protein dengan lebih baik. Dari penelitian ini, ada baiknya kita mengkonsumsi protein dan lemak terlebih dahulu dan barulah kita mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat belakangan. Tujuannya adalah agar tubuh lebih baik menurunkan dampak karbohidrat pada gula darah.
Ketua penelitian yang berasal dari Department of Clinical and Experimental Medicinedari University of Pisa, Italia, bernama Domenico Trico, MD menyebutkan jika protein dan lemak akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga akan membuat efek gula dalam tubuh bisa menjadi lebih lambat. Hal ini berarti, andai kita makan protein dan lemak terlebih dahulu, maka produksi insulin bisa dikendalikan dengan lebih baik sehingga tubuh akan lebih baik dalam menurunkan penyimpanan lemak setelah kita makan.
Penelitian ini melibatkan 17 partisipan baik pria dan wanita yang merupakan pasien penyakit diabetes tipe 2 dan mereka diminta untuk melakukan diet tertentu. Para partisipan ini dibagi menjadi dua kelompok; mereka yang mengkonsumsi makanan secara besamaan layaknya biasanya dan mereka yang mengkonsumsi lemak dan protein terlebih dahulu dan baru mengkonsumsi karbohidrat secara belakangan. Hasilnya adalah, keduanya mengalami penurunan berat badan dan ukurang pinggang dengan signifikan. Namun, kelompok yang mengkonsumsi karbohidrat secara belakangan cenderung lebih baik dalam mengendalikan glukosa dan sensitifas insulin pada tubuhnya. Sementara itu, kelompok yang mengkonsumsi makanan seperti biasanya tidak akan mengalami hal tersebut.
Fakta ini tentu akan sangat baik bagi para penderita diabetes dan mereka yang ingin mencegah diabetes. Trico sendiri menyarankan kita untuk mengawali makan dengan ikan atau sayuran yang bisa diikuti dengan pasta atau jenis karbohidrat lainnya dan barulah kita menutupnya dengan buah-buahan.

Rabu, 09 November 2016

Kebiasaan Ini Sering Dilakukan Banyak Orang dan Memicu Peningkatan Resiko Diabetes



Banyak orang yang berpikir jika asalkan mereka sudah menjaga konsumsi gula sehari-hari, maka mereka sudah terbebas dari resiko terkena penyakit diabetes. Padahal, hal ini ternyata salah besar! Pakar kesehatan menyebutkan jika kita harus  menjaga gaya hidup sehat secara keseluruhan. Sayangnya, sebagian besar orang masih melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk yang tanpa disadari juga meningkatkan resiko terkena diabetes. Apa sajakah kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut?

Banyak anak muda yang suka begadang hanya untuk bermain game atau menonton acara televisi kesayangannya. Hal ini bisa berdampak sangat buruk bagi kesehatan, khususnya dalam meningkatkan resiko terkena diabetes. Sebuah studi di Korea menyebutkan jika mereka yang suka begadang akan lebih mudah terkena diabetes jika dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih awal. Hal ini dikarenakan, mereka yang begadang akan merusak sistem metabolisme tubuh. Padahal, diabetes memiliki kaitan erat dengan sistem metabolisme tubuh. Pakar kesehatan yang terlibat dalam penelitian ini, Nanhee Kim, M.D., Ph.D, menyebutkan jika  paparan cahaya dari gadget atau bahkan televisi bahkan mampu membuat penurunan sensitivitas insulin yang tentu akan semakin meningkatkan resiko terkena diabetes.
Pekerja kantoran yang kerap duduk di kantor atau mereka yang suka berdiam diri menikmati acara televisi dalam waktu yang lama ternyata bisa meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes hingga 4 persen. Fakta ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh University of Pittsburghdimana kebiasaan duduk terlalu lama ternyata ikut meningkatkan lingkar pinggang yang bisa berimbas pada meningkatnya resiko diabetes. Selain itu, mereka yang duduk berdiam diri terlalu lama juga cenderung kekurangan vitamin D sehingga fungsi pankreas yang mengendalikan insulin dan gula darah akan menurun. Hal ini tentu akan meningkatkan resiko terkena diabetes dengan signifikan.
Stress yang disebabkan oleh pekerjaan atau masalah lainnya ternyata juga bisa memicu penurunan daya tahan tubuh sehingga resiko terkena diabetes pun meningkat hingga 45 peren. Munculnya hormon kortisol akibat dari stress ternyata juga mampu membuat pengendalian kadar gula darah ikut memburuk dan pada akhirnya memicu penyakit diabetes.
sumber : http://doktersehat.com/

Mangga, Buah Manis Pencegah Diabetes



Salah satu musim buah yang paling ditunggu-tunggu oleh masyarakat tanah air adalah buah mangga. Bagaimana tidak, buah mangga yang manis dan segar akan sangat nikmat untuk dikonsumsi baik itu secara langsung atau dijadikan jus. Mangga sendiri kaya akan vitamin dan serat yang bisa menyehatkan tubuh. Namun, tahukah anda jika mangga ternyata digolongkan sebagai buah superfoodoleh pakar kesehatan bersama dengan nanas dan juga grapefruit? Ya, mangga yang nikmat ini ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, khususnya dalam mencegah penyakit berbahaya layaknya obesitas maupun diabetes tipe dua.

Sebuah penelitian dilakukan oleh Oklahoma State University dimana menunjukkan bahwa kandungan dalam buah mangga akan membuat jumlah bakteri baik di dalam usus meningkat. Padahal, bakteri ini akan secara efektif mencegah munculnya kedua penyakit berbahaya tersebut. Penelitian ini sendiri dilakukan pada 60 ekor tikus percobaan yang digolongkan menjadi 4 kelompok yang setiap kelompoknya mendapatkan program diet khusus selama 12 pekan. Dari kelompok tikus ini, ada yang hanya mengkonsumsi 10 persen kalori dari lemak, ada kelompok yang mengkonsumsi diet tinggi lemak, dan ada pula yang mengkonsumsi diet tinggi lemak namun diimbangi dengan 10 persen asupan mangga.
Dari semua kelompok diet tinggi lemak, diketahui bahwa tikus-tikus ini mendapatkan asupan makronutrisi, serat, kalsium, dan juga fosfor yang setara. Setelah sampel dari semua kelompok tikus ini diambil, diketahui bahwa asupan diet tinggi lemak bisa menurunkan jumlah bakteri baik di dalam usus. Namun, adanya nutrisi dari mangga akan menahan penurunan jumlah bakteri tersebut dengan signifikan.
Mangga ternyata juga sangat baik dalam mencegah peradangan pada saluran pencernaan dan diketahui sangat kaya akan kandungan vitamin dan mineral sekaligus antioksidan yang tentu akan sangat baik bagi kesehatan tubuh. Dengan adanya fakta-fakta ini, jangan ragu untuk mengkonsumsi mangga agar bisa mencegah munculnya penyakit diabetes.
sumber : http://doktersehat.com/

Senin, 07 November 2016

Suka Tidur Siang Dalam Waktu yang Lama? Awas, Bisa Jadi Ini Tanda Diabetes Tipe 2



Banyak orang yang berkelakar jika seiring dengan bertambahnya usia, orang-orang akan lebih menikmati tidur siang dari sebelumnya. Memang, tidur siang akan membuat tubuh kita terasa jauh lebih segar, apalagi jika dilakukan di jeda istirahat di tempat kerja. Kita pun akan jauh lebih segar dan bugar untuk melanjutkan aktivitas hingga sore hari. Namun, sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Tokyo menunjukkan adanya sisi gelap dari tidur siang dimana andai kita termasuk dalam orang yang sering tidur siang dengan waktu lebih dari satu jam, bisa jadi ini adalah tanda bahwa kita mengalami diabetes tipe 2.

Hasil penelitian pakar kesehatan dari Jepang ini sendiri dipublikasikan pada pertemuan Asosiasi Eropa untuk Studi Diabetes yang dilakukan di Munich, Jerman. Dari penelitian yang melibatkan data lebih dari 300 ribu orang ini, diketahui bahwa mereka yang tidur siang lebih dari 60 menit akan meningkatkan resiko terkena diabetes tipe 2 hingga 45 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur siang.
Penelitian ini juga mengungkapkan fakta lain dimana mereka yang tidur siang dalam waktu yang lama akan membuat kita lebih mudah mengalami gangguan tidur di malam hari layaknya terkena sleep apneayang sangat berbahaya mengingat akan meningkatkan resiko terkena serangan jantung hingga stroke. Tak hanya itu, kita juga bisa mengalami kurang tidur di malam hari sehingga pada akhirnya kita akan mengalami peningkatan nafsu makan yang juga bisa membuat peningkatan resiko terkena obesitas dan juga obesitas tipe 2.
Tidur siang dengan waktu lama dikaitkan erat dengan kondisi tubuh yang kurang sehat, namun, tidur siang dengan waktu yang lebih pendek dari 60 menit justru akan membuat kewaspadaan kita meningkat dan kemampuan motorik kita menjadi lebih terampil. Alhasil, ada baiknya kita memang memasang alarm saja agar tidur siang kita tidak terlalu lama sehingga resiko terkena diabetes pun menurun.
sumber : http://doktersehat.com/

Indonesia Ternyata Berada Dalam Peringkat Ke 5 Penderita Diabetes di Seluruh Dunia



Belakangan ini, kita cenderung lebih sering melihat saudara atau tetangga yang terkena penyakit diabetes. Dalam realitanya, penderita diabetes di Indonesia memang meningkat tajam dalam beberapa tahun belakangan. Bahkan menurut data yang berasal dari IDF Diabetes Atlas pada tahun 2014 lalu, penderita diabetes di Indonesia sudah mencapai 9,1 juta jiwa dan menduduki peringkat ke lima di seluruh dunia. Fakta ini tentu sangat mengkhawatirkan bagi otoritas kesehatan Indonesia.

Ikatan Dokter Indonesia atau IDI pun menyatakan keprihatinannya dengan fakta ini. Mereka pun menyatakan perlunya peran serta dari pihak pemerintah atau dari pihak swasta agar bisa menekan jumlah penderita diabetes di seluruh Indonesia. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah perlunya penyuluhan kesehatan yang lebih gencar bagi masyarakat Indonesia. Selama ini masyarakat cenderung kurang mengetahui penyebab dari penyakit diabetes secara umum sehingga sebagian masyarakat tanah air masih menerapkan gaya hidup tidak sehat yang memicu semakin banyaknya penderita diabetes di tanah air.
Dari pihak swasta, Irawati Setiady menyebutkan jika pihak swasta juga sudah siap berperan serta dalam menekan jumlah penderita diabetes di Indonesia, khususnya pada bidang edukasi. Menurut beliau, pihak swasta siap membantu otoritas kesehatan Indonesia dengan cara memberikan seminar dan workshopyang bisa digunakan oleh para dokter di seluruh Indonesia untuk lebih baik dalam menangani masalah diabetes di Indonesia. Tak hanya itu, program edukasi ini juga akan menggandeng berbagai kalangan masyarakat yang selama ini cenderung awam dengan diabetes sehingga informasi akan pencegahan diabetes dan penanganannnya yang lebih baik bisa tersampaikan pada masyarakat.
Irawati menyebutkan jika masyarakat Indonesia harus lebih baik dalam melakukan pola makan yang sehat sekaligus menerapkan gaya hidup sehat sekaligus lebih baik dalam mendeteksi diabetes secara dini sehingga pencegahan penyakit berbahaya ini bisa semakin baik.
sumber : http://doktersehat.com/

Gejala Penyakit Diabetes



Banyak sekali masyarakat tanah air yang tidak menyadari bahwa dirinya terkena penyakit diabetes dan pada akhirnya baru menyadari saat diabetes sudah mencapai tahap yang cukup berbahaya. Memang, kebanyakan penderita diabetes tidak mengalami gejala-gejala khusus sehingga penyakit ini cenderung sulit dideteksi. Namun, jika anda jeli, ada beberapa kebiasaan yang bisa anda cermati jika anda terkena diabetes seperti sebagai berikut.

Mereka yang terkena diabetes ternyata memiliki tanda-tanda unik berupa kebiasaan sering sekali merasa haus namun juga sering sekali ingin buang air kecil. Seringnya kita ingin buang air kecil bahkan bisa mengganggu waktu tidur di malam hari karena keinginan kuat yang tak terbendung untuk segera buang air kecil. Hal ini disebabkan oleh organ ginjal yang bekerja keras dengan menyaring darah sebanyak mungkin karena ingin membuat kadar glukosa berlebihan dalam darah. Dengan tubuh yang sering ingin buang air kecil, maka kita pun akan cenderung mudah haus untuk menghilangkan dehidrasi pada tubuh.
Selain keinginan kuat untuk minum, tubuh juga sering sekali merasakan rasa lapar secara berlebihan. Rasa lapar ini dipicu oleh gagalnya gula dalam darah untuk memasuki sel-sel yang berperan dalam proses metabolisme tubuh. Karena gula darah tidak bisa memasuki sel, tubuh akan langsung bereaksi dengan berpikir bahwa tubuh belum mendapatkan asupan makanan apapun dan pada akhirnya membuat tubuh merasa lapar untuk mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan. Uniknya, meskipun penderita diabetes akan cenderung lebih sering makan karena seringnya merasa lapar, banyak penderitanya yang mengalami penurunan berat badan secara drastis hingga lima atau sepuluh kilogram dalam waktu yang sangat cepat, yakni dua atau tiga bulan saja. Penurunan berat badan secara drastis ini dipicu karena gagalnya insulin dalam tubuh memasukkan glukosa ke dalam sel yang akan menjadi energi harian tubuh. Tidak adanya energi membuat tubuh pun mengambil protein pada otot-otot sebagai penggantinya sehingga tubuh pun akan kehilangan kalori dengan sangat cepat.
Tanda-tanda tubuh terkena diabetes juga bisa dikenali dengan adanya masalah pada kulit berupa kulit kering atau adanya penggelapan kulit pada leher atau ketiak. Selain itu, luka pun cenderung lebih sulit disembuhkan atau jika anda memar, maka memar bisa bertahan dalam waktu yang sangat lama. Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa anda sedang mengalami diabetes dan harus segera memeriksakan diri ke dokter terdekat untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat sebelum diabetes berubah menjadi penyakit yang berbahaya dan sulit disembuhkan.
sumber : http://doktersehat.com/

Beberapa Fakta Mengenai Gula Darah




Mendengar istilah gula darah tentu akan langsung terbesit pikiran tentang penyakit diabetes. Memang diabetes seringkali disebabkan oleh tidak terkendalinya kadar gula di dalam tubuh. Hanya saja, sebagian besar masyarakat kurang mengetahui berbagai fakta tentang gula darah bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kita pelajari mengenai gula darah.


Tak selalu makanan yang terasa manis, makanan yang memang memiliki kandungan kalori yang tinggi dan disertai dengan kebiasaan buruk seseorang yang jarang bergerak ternyata bisa menimbulkan masalah kenaikan berat badan yang tak terkendali sekaligus meningkatkan resiko terkena penyakit diabetes. Pakar kesehatan sendiri menyebutkan jika kita harus lebih pandai dalam mengendalikan kadar gula darah dan mulai memperbanyak asupan serat untuk menurunkan resiko terkena penyakit diabetes. Selain itu, jika kita mampu menurunkan berat badan agar menjadi ideal, maka kitapun akan memiliki level gula darah yang lebih rendah yang berimbas pada menurunnya reisko terkena penyakit diabetes.
Kadar gula darah yang sangat tinggi dalam tubuh ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi beberapa organ tubuh, khususnya jantung dan ginjal. Pada ginjal, kadar gula darah yang tinggi akan ikut merusak unit penyaringnya sehingga fungsi ginjal secara keseluruhan akan terganggu. Gejala awal yang akan muncul biasanya adalah adanya ekskresi albumin pada urin. Jika hal ini dibiarkan, tubuh bisa mengalami gagal ginjal. Selain itu, organ jantung ternyata juga bisa ikut rusak jika kadar gula darah sangat tinggi. Pembuluh darah akan mengalami kerusakan sehingga peredaran darah pun menjadi tidak lancar. Jika hal ini dibiarkan begitu saja, kita pun akan beresiko mengalami serangan jantung.
Kadar gula darah yang tinggi ternyata juga ikut berimbas pada perubahan lensa mata sehingga bisa memperburuk penglihatan seseorang. Penyakit diabetes sendiri memiliki kaitan erat dengan masalah glaukoma, katarak, hingga retinopati, sebuah kerusakan pada saluran retina yang beresiko menyebabkan kebutaan. Dengan adanya fakta-fakta ini, kita tentu sebaiknya pandai-pandai menerapkan gaya hidup sehat sehingga kadar gula dalam darah tetap seimbang dan tidak beresiko menyebabkan berbagai gangguan kesehatan.
sumber : http://doktersehat.com/

Jumat, 04 November 2016

Daun Salam Terbukti Secara Medis Dapat Menurunkan Kadar Asam Urat Darah




Penyakit asam urat (hiperurisemia) adalah jenis satu jenis artritis (radang sendi) yang sangat mengganggu dan menimbulkan rasa nyeri akibat penumpukkan kristal pada persendian akibat tingginya kadar asam urat di dalam darah. Sendi-sendi yang paling sering diserang terutama jari-jari kaki, lutut, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan siku. Selain membuat nyeri, penyakit asam urat juga dapat menyebabkan sendi-sensi kaku, bengkak, merah dan panas terutama pada pagi hari. Selain pada sendi, peningkatan asam urat dapat menyebabkan batu pada saluran kemih yang apabila dibiarkan dapat terjadi gagal ginjal. Sebagian besar penyebab terjadinya penyakit asam urat adalah ketidakmampuan ginjal dalam membuang asam urat melalui seni. Asam urat pada dasarnya tetap dibutuhkan untuk metabolisme tubuh dalam jumlah tertentu.

Belum banyak yang mengetahui fungsi daun salam dalam mengatasi masalah asam urat pada tubuh. Daun salam merupakan tumbuhan yang banyak ditemui di Indonesia karena mampu hidup di iklim tropis. Daun salam juga merupakan salah satu tanaman tradisional yang telah lama digunakan untuk berbagai penyakit karena ekstrak daun salam mengandung flavonoid yang mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat mengahambat kerja radikal bebas sehingga kerusakan sel terhambat. Beberapa tahun terakhir banyak penelitian yang menyebutkan kegunaan daun salam untuk mengatasi masalah asam urat tubuh. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2007 menyebutkan infusa daun salam pada dosis 2,5 gr/kgBB mampu menurunkan kadar asam urat yang setara allopurinol dosis 10 mg/kgBB.
Asam urat berperan pada antogonis kerja dari produksi potassium oksanat yang merupakan indikator hiperurisemia dikarenakan potassium oksanat dapat penghambat produksi urikase yang merupakan kompetitif untuk meningkatkan kadar asam urat dengan jalan mencegah perubahan asam urat menjadi allantonin. Alantonin bersifat larut air dan dapat dieksresi lewat urin, sehingga dihambatnya enzim urikase oleh potassium oksanat maka asam urat akan tertumpuk dan tidak akan dieliminasi melalui urin. Daun salam memiliki waktu paruh yang cukup panjang dalam menjalankan fungsinya mencegah terjadinya asam urat. Hal lain yang menjadi penting dalam proses pengobatannya dengan daun salam adalah dengan memperbanyak mengonsumsi air putih untuk membantu mengeluarkan hasil eksresi asam urat dalam tubuh.
Saat ini banyak sekali tumbuhan tradisional yang mampu mengatasi penyakit-penyakit yang sering muncul di masyarakat. Terutama daun salam yang efektif dalam menurunkan kadar asam urat darah. Oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat terbuka terhadap obat-obatan tradisional terutama daun salam dalam pencegahan asam urat disamping tetap menjaga pola makan seperti membatasi konsumsi kacang-kacangan dan produk olahan melinjo serta olahraga rutin untuk menjaga metabolisme tubuh agar dapat berjalan dengan baik.
sumber : http://www.alodokter.com/

Sering Olahraga Tapi Tidak Membuat Badan Kurus? Ini Sebabnya

Sudah berlelah-lelah dan bersusah-payah berolahraga, tapi tubuh masih tidak kunjung mengurus. Bisa jadi, justru kamu sendiri yang menyabotase upaya penurunan berat badan dengan kebiasaan yang tidak sehat.
Tubuh ideal yang sehat kerap diidentikkan dengan pola makan yang baik dan rutinitas berolahraga yang cukup. Selain itu, faktor genetika dan hormon turut memengaruhi ukuran tubuhmu. Namun bila dengan diet yang baik dan olahraga rutin berat badanmu tak juga menurun, mungkin olahraga yang kamu jalani belum tepat.
Coba cek alasannya kenapa olahragamu belum berhasil berikut ini.
  • Terlalu banyak melakukan latihan kardio. Latihan ini sebenarnya bisa menyehatkan jantungmu dan meningkatkan metabolisme tubuh. Oleh karena itu, kardio merupakan bagian dari rutinitas olahraga yang penting. Namun, jangan terlalu memaksakan diri untuk melakukannya lebih banyak dan menjadikan latihan justru berfokus pada kekuatan, misalnya rutin berlari 15 kilometer atau berlari nonstop selama 90 menit.
Bila kamu terlalu banyak melakukan latihan kardio, justru akan menggerus ototmu. Selain itu, tubuh akan semakin menaikkan daya tahan dengan menyimpan lemak sebagai persediaan energi. Langkah terbaik untuk menurunkan berat badan sekaligus membentuk otot tubuh adalah dengan mengombinasikan latihan kardio dengan latihan kekuatan (strength training).
  • Berolahraga terlalu lama. Sebenarnya olahraga yang kamu lakukan bisa menjadi pemicu stres tersendiri bagi tubuhmu. Ketika berolahraga, tubuh mengeluarkan hormon stres bernama kortisol. Di satu sisi, hormon ini bermanfaat bagi tubuh karena memberi energi yang dibutuhkan ototmu untuk bergerak. Namun, di sisi lain hormon ini bisa memberikan dampak negatif bila kamu berolahraga terlalu lama, yaitu memicu tumpukan lemak di area yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, lakukan olahraga secukupnya saja. Dengan kata lain, tidak perlu melampaui batas kemampuan maksimalmu, melainkan lakukanlah secara rutin. Selain itu, kelola emosimu dengan baik. Walau tidak sedang berolahraga, kortisol juga bisa aktif saat kamu sedang dilanda stres.
  • Kurang istirahat setelah berolahraga. Beristirahat dan memulihkan stamina setelah olahraga tidak kalah pentingnya karena pada saat itulah tubuh membakar sebagian besar lemak. Cukupi istirahatmu sehingga kamu bisa berolahraga lagi keesokan harinya.
  • Kurang bekerja keras. Kita butuh berolahraga dengan takaran yang pas. Kelebihan olahraga, seperti terlalu lama atau terlalu banyak latihan kardio, bisa mengundang dampak negatif, demikian juga kalau kekurangan. Jangan-jangan hanya perasaanmu saja bahwa sudah bersusah payah menurunkan berat badan dengan olahraga dan diet, padahal kamu masih kurang bekerja keras.
Rata-rata orang biasa, bukan atlet atau body builder, tidak dianjurkan untuk berolahraga lebih dari satu jam per hari. Memang terkesan ringan, namun ingatlah selalu kuncinya adalah intensitas olahraga, bukan berapa lama waktu yang kamu habiskan. Jadi, makin keras latihanmu maka makin singkat waktu yang kamu butuhkan. Oleh karena itu, maksimalkan waktu yang kamu habiskan dengan berolahraga secara efektif, jangan bermalas-malasan atau berlambat-lambat.
  • Faktor lain. Bisa jadi kamu susah untuk kurus bukan karena faktor kurang olahraga atau kurang diet. Berat badan itu sendiri dipengaruhi banyak hal. Selain oleh aktivitas fisik dan komposisi diet, berat badan juga dipengaruhi oleh kombinasi antara faktor genetik, hormon, pola tidur, stres, dan pengaruh lingkungan terhadap gaya hidupmu.
Faktor genetik bisa berperan menjadikan seseorang obesitas terkait pada kecenderungan rasa kenyang, nafsu makan, keinginan untuk makan camilan, metabolisme, distribusi lemak tubuh, dan kecenderungan untuk makan sebagai respons stres. Seberapa kuat pengaruh gen terhadap kelebihan berat badan akan berbeda-beda bagi tiap orang, bisa terasa signifikan ataupun kurang signifikan. Dengan mengetahui seberapa kuat peranan gen terhadap berat badanmu, bisa membantu mencari solusi yang lebih tepat untuk penurunan berat badan. Berikut adalah karakteristik yang menandakan bahwa peranan gen kemungkinan signifikan:
  • Kamu tetap tidak bisa kurus, padahal sudah meningkatkan aktivitas fisik dan teguh dengan diet rendah kalori selama berbulan-bulan.
  • Kamu kelebihan berat badan selama sebagian besar waktu hidupmu.
  • Salah satu orang tuamu atau beberapa saudaramu termasuk orang-orang yang kelebihan berat badan. Bila kedua orang tuamu kelebihan berat badan, peluangmu untuk obesitas lebih tinggi lagi, yaitu sekitar 80 persen.
Sementara itu, berikut adalah karakteristik yang menandakan bahwa peranan gen kemungkinan kurang signifikan:
  • Kamu termasuk sedikit kelebihan berat badan, tapi masih bisa menurunkan bobot tubuh melalui program olahraga dan diet yang sehat.
  • Setelah berat tubuhmu lebih baikkamu bisa kembali gemuk saat mengubah pola makan atau program olahraga, misalnya ketika musim liburan atau kamu sedang mengalami masalah sosial maupun psikologis.
  • Kamu benar-benar terpengaruh oleh ketersediaan makanan.
Bila kamu termasuk orang yang pengaruh gen gemuknya kurang signifikan, kamu bisa memperbaiki program olahraga dan diet. Namun, bila kamu termasuk orang yang dipengaruhi gen gemuk secara signifikan, coba konsultasikan kepada seorang ahli gizi agar mendapatkan solusi yang lebih baik.
sumber : http://www.alodokter.com/