Kamis, 17 November 2016

Berikut Hal-Hal Yang Membuat Olahraga Kita Tidak Ada Artinya


Badan Kesehatan Dunia WHO menyebutkan jika ada baiknya setiap orang melakukan aktifitas fisik atau olahraga setidaknya 30 menit setiap hari. Sayangnya, dengan berbagai kesibukan masyarakat modern, mencari waktu untuk berolahraga menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Beruntung, masih banyak orang yang mau menyempatkan waktu di malam hari atau di akhir pekan untuk berolahraga. Hanya saja, berbagai kebaikan yang kita dapatkan andai rutin berolahraga ini bisa saja menjadi hal yang sia-sia andai kita masih kerap melakukan hal-hal berikut.

Kurang asupan air putih
Kadangkala, kesibukan harian membuat kita lupa mengkonsumsi air putih dengan cukup. Padahal, air putih memiliki fungsi penting dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membantu berbagai sistem dan organ tubuh bekerja dengan normal. Andai kita kekurangan asupan cairan, tidak hanya terkena dehidrasi, kita juga akan cenderung lebih mudah jatuh sakit hingga mengalami cedera saat berolahraga.

Kurang tidur
Gaya hidup masyarakat modern juga cenderung membuat kita kerap kekurangan waktu tidur yang cukup. Selain karena kesibukan pekerjaan, kebiasaan mencari hiburan di televisi atau bahkan internet bisa membuat kita kekurangan waktu tidur. Padahal, pakar kesehatan menyebutkan jika tubuh membutuhkan waktu 7-8 jam sehari untuk mampu melakukan regenerasi sel-sel tubuh hingga membuang berbagai racun pada saat kita tidur. Andai kita kerap mengalami kurang tidur, maka dikhawatirkan kita akan lebih mudah jatuh sakit.

Duduk terlalu lama
Banyak orang yang menghabiskan waktu mereka bekerja hanya dengan duduk-duduk saja. Memang, bekerja dengan duduk seharian terkesan sangat santai dan tidak melelahkan. Sayangnya, hal ini ternyata bisa berimbas buruk bagi kesehatan kita. Andai kita termasuk dalam pekerja yang menghabiskan banyak waktu untuk duduk di depan komputer, cobalah untuk kerap memberikan jeda dengan berdiri atau berjalan sebentar setidaknya sekali dalam dua jam.

sumber : http://doktersehat.com/

Rabu, 16 November 2016

Suka Terong? Sayuran Yang Banyak Disukai Ini Bisa Menurunkan Kolesterol



Terong termasuk dalam sayuran yang cukup digemari masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Terong sendiri bisa diolah menjadi makanan yang lezat untuk dijadikan lauk. Namun, tahukah anda jika selain memberikan rasa yang nikmat, terong ternyata juga bisa memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Apa sajakah manfaat kesehatan yang kita dapatkan andai rutin mengkonsumsi sayuran ini?

Pakar kesehatan menyebutkan jika terong ternyata kaya akan kandungan serat, vitamin B dan juga tembaga. Selain itu, terong menyediakan nutrisi berupa vitamin B1, vitamin B6, asam folat, vitamin K, hingga kalium dan niasin. Beberapa jenis fitonutrien layaknya nasunin dan juga asam chlorogenic yang diyakini menjadi asupan yang sangat penting bagi kesehatan otak kita juga ada di dalam sayuran yang memiliki bentuk panjang ini. Selain itu, terong dikenal luas sebagai makanan yang rendah karbohidrat sehingga akan sangat baik bagi kita dalam mengelola gula darah.

Baca lebih lengkapnya di http://tokoalkescmp.com/berita/detail/suka-terong-sayuran-yang-banyak-disukai-ini-bisa-menurunkan-kolesterol-32827.html

Jumat, 11 November 2016

Apakah Benar Sepatu Yang Lebih Ringan Membuat Olahraga Lari Menjadi Lebih Baik ?


Ada sebuah hal yang dipercaya oleh masyarakat saat mereka memilih sepatu olahraga, yakni ada baiknya memilih sepatu yang lebih ringan karena bisa membuat langkah saat berlari menjadi lebih kencang. Logikanya, semakin berat sepatu, semakin berat langkah kita dan berlari pun akan menjadi kurang maksimal. Memang, saat kita memilih sepatu, kita akan menemukan berat yang berbeda-beda. Namun, apakah dengan memilih sepatu yang lebih ringan memang bisa membuat olahraga menjadi lebih maksimal?

Sebuah penelitian pun dilakukan untuk menjawab pertanyaan ini di University of Colorado. Ada 18 pelari yang dilibatkan dalam penelitian ini dan mereka diminta untuk melakukan lari time trialsejauh 3.000 meter pada trek di dalam ruangan setidaknya seminggu sekali dalam waktu tiga pekan. Yang menarik adalah, para pelari ini tidak tahu jika berat sepatu yang mereka pakai berbeda-beda dan telah dipasang alat khusus. Sepatu yang dipakai para pelari ini memiliki berat yang bervariasi, dari 198 gram hingga 220 gram. Perbedaan ukuran sepatu ikut mempengaruhi perbedaan berat tersebut dan adanya alat khusus juga menambah beban sepatu 100 hingga 300 gram.
Setelah dicek hasil lari time trial ini, para peneliti menemukan fakta dimana setiap 100 gram tambahan beban pada sepatu membuat pelari melaju 1 persen lebih lambat. Tambahan 100 gram beban pada sepatu juga akan memakan 1 persen konsumsi energi yang lebih besar. Meskipun terlihat tidak terlalu signifikan, andai hal ini diterapkan dalam olahraga jarak jauh layaknya lari marathon, maka pengaruh kecepatan berlari bisa membuat perbedaan waktu sebanyak 57 detik.
Apakah sepatu ringan berarti lebih baik untuk olahraga? Pakar kesehatan yang menjadi pemimpin penelitian ini, Wouter Hogkamer, PhD, menyebutkan jika sepatu yang lebih ringan tidak selalu lebih baik. Menurut beliau, banyak sepatu ringan yang tidak memiliki bantalan sepatu yang justru kurang nyaman dipakai dan memberikan resiko lebih besar terkena cedera. Menurut beliau, ada baiknya justru kita memilih sepatu yang nyaman , masih memiliki bantalan yang cukup bagi kaki, namun pertimbangkan pula yang terasa ringan untuk melangkah.
sumber : http://doktersehat.com/

Kamis, 10 November 2016

Meminimalkan Risiko Yang Lebih Buruk Bagi Penderita Diabetes Saat Luka

Luka diabetes memiliki masa penyembuhan yang lebih lama dibandingkan dengan luka pada orang sehat. Bahkan jika tidak ditangani dengan tepat, luka pada penderita diabetes dapat terus menyebar hingga berakhir dengan penanganan amputasi.
Yang membuat luka diabetes memiliki waktu lebih lama untuk sembuh adalah karena tingginya kadar gula darah. Kadar glukosa (gula darah) yang tinggi menyebabkan perburukan sirkulasi darah. Sirkulasi darah yang buruk menghambat aliran darah ke kulit yang dibutuhkan untuk mengobati luka.
Akibatnya, luka pada penderita diabetes tetap terbuka, basah, dan susah disembuhkan hingga berbulan-bulan. Luka yang terbuka akan berisiko tinggi terserang infeksi jamur, infeksi bakteri, atau timbul gangren.
Kenapa Luka Diabetes Lebih Susah Disembuhkan?
Luka diabetes jangan pernah diabaikan meski kecil sekalipun. Luka diabetes sendiri bisa menimbulkan masalah karena beberapa hal berikut:
  • Mati rasa pada sebagian anggota tubuh
Salah satu komplikasi diabetes adalah kerusakan saraf. Jika hal ini terjadi, maka ada kemungkinan penderita mengalami mati rasa sehingga tidak merasakan sakit saat bagian tubuhnya terluka. Penderita baru tersadar ketika luka sudah memburuk dan mengalami infeksi.
  • Penyempitan pembuluh darah arteri
Luka diabetes akan lebih berisiko diderita oleh mereka yang mengalami penyempitan arteri di kaki. Penyempitan arteri dapat menghambat suplai darah ke bagian tubuh yang terluka. Hal ini dapat menyebabkan infeksi luka yang parah dan mempersulit proses penyembuhan.
  • Lemahnya imunitas tubuh
Penderita diabetes berpotensi memiliki kekebalan tubuh yang tidak seoptimal orang sehat pada umumnya. Melemahnya sistem kekebalan tubuh alami ini dapat menyebabkan infeksi pada luka yang kecil sekalipun.
Bagaimana Menghadapi Luka Diabetes?
Karena risiko yang mungkin datang dari luka pada penderita diabetes bisa membahayakan, maka beberapa hal di bawah ini sebaiknya dilakukan begitu penderita diabetes mendapatkan luka.
  • Segera diobati
Hal terbaik yang sebaiknya dilakukan ketika mendapatkan luka adalah segera melakukan perawatan. Adapun langkah pertama yang bisa dilakukan adalah membersihkan luka dari kotoran dengan air yang mengalir. Selanjutnya, bersihkan daerah sekitar luka dengan sabun dan air tiap hari. Setelah dibersihkan, keringkan dan oleskan salep antibiotik agar luka terbebas dari kuman.
  • Kurangi tekanan pada luka
Hindari memberikan penekanan pada daerah luka. Berkurangnya tekanan memungkinkan luka lebih cepat sembuh. Jika luka terdapat di telapak kaki, maka sebaiknya gunakan bantalan yang empuk agar pasien tidak menginjak daerah yang mengalami luka.
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi
Infeksi pada luka diebetes terjadi bukan tanpa gejala. Gejala-gejalanya bisa berupa timbul rasa sakit, kemerahan, atau terasa hangat. Selain tanda-tanda di atas, infeksi juga bisa ditandai dengan luka yang berair.
  • Hubungi dokter
Jika luka tidak membaik dalam waktu 48 jam, maka penderita disarankan untuk segera menghubungi dokter. Jika hal ini tidak dilakukan, takutnya luka akan berkembang makin parah sehingga makin sulit untuk ditangani.
Selain merawat luka seperti yang disarankan di atas, penderita diabetes juga bisa menerapkan diet sehat untuk mempercepat penyembuhan. Perawatan luka yang baik membutuhkan dukungan nutrisi yang baik. Oleh karena itulah mengutamakan makanan yang sehat sangat dianjurkan. Nutrisi yang penting, antara lain protein yang salah satu fungsinya adalah memperbaiki kulit dan jaringan yang rusak.
Agar aliran darah makin lancar sehingga luka diabetes makin mudah sembuh, maka penderita sebaiknya juga berolahraga secara teratur. Olahraga akan membantu merangsang dan menjaga aliran darah agar tetap baik. Namun khususnya bagi penderita yang memiliki luka pada bagian telapak kaki, tunggulah luka untuk sembuh terlebih dahulu sebelum mulai berolahraga.
sumber : www.alodokter.com/

Waspada! Penderita Diabetes Alami Ginjal Bocor

Diabetes merupakan salah satu jenis penyakit yang sering mengakibatkan komplikasi. Salah satu komplikasi penyakit yang juga dikenal dengan istilah kencing manis ini adalah ginjal bocor.
Anatomo ginjal memiliki bentuk seperti kacang, terletak tepat di bawah tulang rusuk bagian kiri dan kanan. fungsi utama ginjal yaitu menyaring zat sisa dari darah sebelum dialirkan ke dalam urine. Selain itu, ginjal juga berfungsi menjaga tekanan darah, memproduksi vitamin D, menjaga keseimbangan kimia pada tubuh dan lain-lain.

Kerusakan Organ Penyaring

Gangguan ginjal seringkali timbul pada penderita diabetes, kondisi ini disebut sebagai nefropati diabetik. Hal ini terjadi lantaran organ penyaring dalam ginjal rusak, sehingga ginjal bocor dan menyalurkan sejumlah protein albumin dari darah ke dalam urine.
Ginjal bocor yang menyebabkan masuknya protein albumin ke dalam urine dikategorikan dalam dua kondisi. Pertama, mikroalbuminuria yaitu ketika protein albumin dalam urine sekitar 30-300 mg per hari. Ini menjadi  indikasi tengah terjadinya gangguan ginjal dan harus segera mendapatkan penanganan.
Yang kedua adalah proteinuria. Yaitu kondisi di mana protein albumin dalam urine lebih dari 300 mg per hari dan lebih sulit ditangani. Ginjal bocor jenis ini berisiko menyebabkan gagal ginjal beberapa waktu mendatang.
Tingginya tingkat gula darah pada penderita diabetes juga dapat memicu terjadinya luka parut pada sel-sel penyaring di ginjal. Hal itu dapat menyebabkan semakin menurunnya fungsi ginjal secara perlahan selama bertahun-tahun. Jika tidak ditangani dengan tepat, proses tersebut berlanjut hingga menyebabkan gagal ginjal.
Beberapa kondisi diabetes yang berisiko mengalami gangguan ginjal, antara lain jika penderita mengalami tingkat gula darah tidak terkendali, tekanan darah tinggi, terkena diabetes tipe 1 sebelum usia 20 tahun, aktif merokok, atau memiliki keluarga yang mengalami diabetes dan gangguan ginjal.

Gejala yang Perlu Dicermati

Nyatanya, gangguan ginjal seperti ginjal bocor, berkembang secara lambat dan jarang disertai gejala tertentu. Gejala baru akan muncul 5 hingga 10 tahun setelah terjadinya gangguan ginjal.
Meski demikian ada beberapa gejala awal yang apat dikenali saat terjadi gangguan ginja, seperti sering merasa lemas, sakit kepala, mual dan muntah, atau tidak nafsu makan.
Gejala lain yang tampak seperti kaki bengkak, kulit gatal, dan cepat terkena infeksi. Meningkatnya kadar albumin dalam urine merupakan salah satu gejala terjadinya gangguan ginjal pada penderita diabetes.
Untuk mencegah ginjal bocor atau gangguan ginjal lain, penting bagi penderita diabetes menjaga tingkat gula darah dan tekanan darah yang normal. Selain itu, lakukan pengecekan protein dalam urine dan tes darah untuk mencari tahu fungsi ginjal minimal satu kali per tahun. Yang tak kalah penting adalah menerapkan pola hidup sehat, bergerak aktif dan berhenti merokok.
Bagi penderita diabetes, jangan sungkan untuk bertanya kepada dokter mengenai risiko ginjal bocor sekaligus bagaimana cara terbaik mencegahnya.

sumber : http://www.alodokter.com/

Anda Penderita Diabetes? Ini Dia Trik Mengakali Diabetes

Pola makan tepat sangat penting untuk penderita diabetes melitus. Namun tidak kalah penting, mengetahui pola makan yang dapat menangkal kondisi yang sering disebut masyarakat sebagai penyakit gula itu.
Diabetes melitus adalah penyakit yang memengaruhi kinerja tubuh dalam memanfaatkan glukosa atau gula darah. Glukosa sangat penting bagi tubuh sebagai sumber energi untuk setiap sel seperti otak, jantung dan otot.
Untuk memanfaatkan glukosa, tubuh memerlukan hormon insulin. Namun pada penderita diabetes, tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau insulin tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Jika seseorang terkena diabetes , artinya tubuh tidak efektif dalam membakar gula menjadi tenaga sehingga kelebihan glukosa dalam darah. Hal itu dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius.

Mengenal Jenis-jenis Diabetes

Ada dua jenis diabetes, yaitu :
  • Diabetes tipe 1, kondisi tubuh sama sekali tidak memproduksi insulin. Diperkirakan hanya sekitar 10 persen dari kasus diabetes di seluruh dunia.
  • Diabetes tipe 2, kondisi tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan cukup agardapat berfungsi dengan baik. 90 persen penderita diabetes masuk dalam golongan diabetes tipe 2.

Apa Saja yang Termasuk Makanan Ramah Diabetes?

Penting bagi penderita diabetes untuk menjaga pola makan sehat yang kaya nutrisi, rendah lemak dan kalori, dengan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh. Pola makan sangat berperan dalam perkembangan penyakit ini dan keefektifan pengobatan yang dijalani penderita. Untuk sebagian besar penderita diabetes tipe 2, pengurangan berat badan juga dapat membantu mengendalikan gula darah dan mendatangkan berbagai manfaat kesehatan lain.
  • Karbohidrat kompleks. Cobalah fokus pada sumber karbohidrat lebih sehat seperti buah-buahan, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.Kurangi karbohidrat rafinasi seperti roti putih dan nasi putih, karena dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.  Pilih sereal yang terbuat dari biji-bijian utuh dan yang kadar gulanya rendah. Perhatikan informasi nutrisi pada kemasan makanan ketika sedang memilih.
  • Pilih ikan dan daging tanpa lemak. Kandungan tinggi protein pada daging tidak memengaruhi tingkat gula darah sebagaimana karbohidrat. Ketika dikonsumsi dengan porsi yang cukup, daging ikan, dada ayam tanpa kulit, dan daging rendah lemak menjadi pilihan tepat bagi penderita diabetes. Sebaiknya, anda memilih produk daging dan seafood yang segar.
  • Makanan kaya serat. Serat dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu mengendalikan tingkat gula darah, seperti sayuran, buah, kacang-kacangan, tepung gandum, dan beras dengan kulit ari.
  • Biasakan mengonsumsi lemak dan protein sehat. Hindari daging merah dan daging hasil proses. Pola makan yang mengandung kandungan lemak tidak jenuh dapat menurunkan risiko diabetes dan sakit jantung. Minyak kanola dan minyak zaitun merupakan pilihan sumber lemak yang sangat baik, sebagaimana lemak dalam alpukat, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
  • Kayu manis. Rempah ini disebut memiliki efek serupa dengan insulin dan membantu mengurangi tingkat gula darah pada penderita diabetes. Peneliti di Jerman dalam sebuah studi menyimpulkan bahwa ekstrak kayu manis tampak memiliki efek moderat dalam mengurangi kadar gula darah pada pasien diabetes. Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
Untuk menghindari gangguan kesehatan lain yang dipicu oleh penyakit diabetes, sangat penting untuk mengendalikan tingkat gula darah dari asupan makanan selain dengan mengonsumsi obat. Dengan kombinasi disiplin mengonsumsi obat dan mengadopsi pola hidup yang sehat, diabetes bisa terkendali dan dicegah perkembangannya.
sumber : http://www.alodokter.com/

Mencegah Diabetes Dengan Cara Mengkonsumsi Karbohidrat Belakangan


Untuk mencegah munculnya diabetes, maka ada baiknya kita lebih baik dalam menjaga pola makan yang sehat. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan pada jurnal Nutrition and Diabetesmenyebutkan jika ada cara lain yang bisa kita lakukan untuk mencegah diabetes, yakni menata cara makan karbohidrat dan protein dengan lebih baik. Dari penelitian ini, ada baiknya kita mengkonsumsi protein dan lemak terlebih dahulu dan barulah kita mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat belakangan. Tujuannya adalah agar tubuh lebih baik menurunkan dampak karbohidrat pada gula darah.
Ketua penelitian yang berasal dari Department of Clinical and Experimental Medicinedari University of Pisa, Italia, bernama Domenico Trico, MD menyebutkan jika protein dan lemak akan membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga akan membuat efek gula dalam tubuh bisa menjadi lebih lambat. Hal ini berarti, andai kita makan protein dan lemak terlebih dahulu, maka produksi insulin bisa dikendalikan dengan lebih baik sehingga tubuh akan lebih baik dalam menurunkan penyimpanan lemak setelah kita makan.
Penelitian ini melibatkan 17 partisipan baik pria dan wanita yang merupakan pasien penyakit diabetes tipe 2 dan mereka diminta untuk melakukan diet tertentu. Para partisipan ini dibagi menjadi dua kelompok; mereka yang mengkonsumsi makanan secara besamaan layaknya biasanya dan mereka yang mengkonsumsi lemak dan protein terlebih dahulu dan baru mengkonsumsi karbohidrat secara belakangan. Hasilnya adalah, keduanya mengalami penurunan berat badan dan ukurang pinggang dengan signifikan. Namun, kelompok yang mengkonsumsi karbohidrat secara belakangan cenderung lebih baik dalam mengendalikan glukosa dan sensitifas insulin pada tubuhnya. Sementara itu, kelompok yang mengkonsumsi makanan seperti biasanya tidak akan mengalami hal tersebut.
Fakta ini tentu akan sangat baik bagi para penderita diabetes dan mereka yang ingin mencegah diabetes. Trico sendiri menyarankan kita untuk mengawali makan dengan ikan atau sayuran yang bisa diikuti dengan pasta atau jenis karbohidrat lainnya dan barulah kita menutupnya dengan buah-buahan.