Rabu, 07 September 2016

Hidup Dengan Ginjal Yang Sehat

TUBUH yang sehat menjadi idaman semua orang. Dengan tubuh yang sehat, semua aktivitas dapat dijalankan dengan baik. Memelihara kesehatan sebelum munculnya gangguan ginjal layaknya patut dilakukan. Caranya, mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, serta menerapkan gaya hidup sehat dapat mencegah tercetusnya penyakit ginjal. Makanya penting sekali untuk menjaga kesehatan tubuh.
Layaknya pasukan kuning yang bertugas membersihkan kota, di dalam tubuh kita pun terdapat sepasang organ yang bertugas untuk membersihkan sampah yang ada di dalam darah kita dan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui urine. Sepasang ginjal ini memiliki fungsi yang sangat vital, seperti menyaring darah dan menjaga keseimbangan kimiawi dalam tubuh. Selain itu ginjal juga membantu pengendalian tekanan darah dan pembentukan sel darah merah. Apa jadinya jika sepasang ‘petugas pembersih’ ini mengalami gangguan? Infeksi Saluran Kemih hingga Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dapat menyerang. 
Struktur Ginjal Seperti yang telah dijelaskan di atas, ginjal merupakan salah satu organ vital yang bertugas mengeluarkan zat-zat sisa metabolisme tubuh yang tidak terpakai di dalam darah. Zat-zat sisa tersebut biasa juga disebut dengan zat-zat toksik (racun) seperti contohnya urea, kreatinin, asam urat, sulfat, dan sebagainya. Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau menghasilkan sekitar 2 liter ‘sampah’ dan ekstra (kelebihan) air.
Ginjal berbentuk seperti kacang merah dan berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan kita dan terletak di kanan dan kiri pinggang. Berat ginjal antara 120-170 gram atau hanya seperduaratus kali berat badan kita.
Ginjal memiliki struktur yang cukup unik, yaitu pembuluh darah dan unit penyaring. Setiap ginjal memiliki sekitar satu juta nefron, yang merupakan bagian kecil dalam ginjal untuk menyaring darah. Setiap nefron memiliki penyaring yang dinamakan glomerulus. Darah yang mengalir 350 kali setiap harinya dan tiap 1,2 liter tiap menitnya melewati ginjal ketika melalui nefron kemudian akan disaring oleh glomerulus, selanjutnya bahan-bahan toksik dikeluarkan keluar tubuh menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urine akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat Anda berkemih. Hampir semua penyakit ginjal menyerang nefron, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan ginjal didalam menjalankan fungsinya.
Fungsi Ginjal Seperti yang telah dijelaskan di atas, berikut terdapat beberapa fungsi ginjal, diantaranya:
- Mengatur keseimbangan air dan elektrolit di dalam tubuh, termasuk untuk pengaturan tekanan darah 
- Menjaga keseimbangan asam-basa 
- Mengeluarkan hasil-hasil sisa metabolism tubuh. Zat sisa yang masih berguna akan diserap kembali, sementara seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, untuk zat sisa yang tidak lagi terpakai akan dibuang dari dalam tubuh melalui urine. 
- Sintesis hormone, atau berfungsi sebagai ‘pabrik’ penghasil tiga hormon penting, yaitu: 
- Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah merah (eritrosit) 
- Renin, membantu mengatur tekanan darah 
- Bentuk aktif vitamin D (kalsitriol), yang membantu penyerapan kalsium dan menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh 
PENYAKIT PADA GINJAL
Penyakit Ginjal Akut
Gangguan fungsi ginjal bisa berlangsung secara tiba-tiba (akut), biasanya disebut sebagai Penyakit Ginjal Akut (PGA). Kondisi ini dapat diakibatkan oleh berbagai hal, antara lain:
- operasi pembedahan yang rumit atau cedera hebat 
- sumbatan pada pembuluh darah yang menuju ginjal 
- sumbatan pada saluran kemih akibat batu, tumor, bekuan darah 
- penyakit ginjal, seperti glomerulonefritis akut 
Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit Ginjal Kronik (PGK), biasanya timbul secara perlahan dan sifatnya menahun, dengan sedikit gejala pada awalnya. Kadang Anda tidak merasakan gejala hingga fungsi ginjal yang sudah menurun sekitar 25 % dari ginjal normal.
Menurunnya fungsi ginjal mengakibatkan berkurangnya kemampuan ginjal untuk menyaring darah, sehingga zat-zat sisa yang seharusnya dikeluarkan melalui urine menumpuk di dalam darah. Semakin banyak zat sisa yang menumpuk di dalam darah, maka akan semakin memperberat kerja ginjal yang masih baik untuk menyaring darah. Disamping itu, penumpukan sisa metabolisme ini tentunya berbahaya bagi tubuh, Sebagai contoh misalnya ureum, ureum merupakan hasil sisa metabolisme dari protein, apabila menumpuk di dalam darah maka akan menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh, seperti mual, muntah, letih, bahkan gangguan kesadaran.
PGK bersifat progresif (cepat memburuk). Pada tahap awal dimana kerusakan ginjal masih belum menimbulkan gejala, fungsi ginjal yang tersisa masih dapat dipertahankan, namun pada tahap lanjut Penyakit Ginjal Kronik akan bersifat ireversibel (tidak dapat kembali baik).
Penyebab PGK :
1. Kencing Manis (Diabetes melitus) 
2. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) 
3. Peradangan di ginjal (Glomerulonefritis) 
4. Batu ginjal dan infeksi saluran kemih 
5. Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik 
6. Kelainan ginjal bawaan, misalnya penyakit ginjal polikistik 
7. Penggunaan obat-obatan yang bersifat nefrotoksik 
Berikut keterangan penyebab PGK yang paling umum terjadi 
Diabetes
Bila mengalami Diabetes, berarti tubuh tidak bisa optimal dalam hal merubah makanan menjadi energi yang dibutuhkan sehingga kadar gula darah dapat meningkat. Kondisi gula darah yang meningkat berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah dan ginjal. 
Bila sudah meningkat, dapat menimbulkan gejala-gejala seperti: 
- rasa haus meningkat 
- penglihatan kabur 
- sering berkemih 
- berat badan menurun tanpa alasan yang jelas 
- luka yang lama sembuh 
- merasa lapar 
- lemah 
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi)Tekanan darah merupakan tekanan yang ditimbulkan oleh darah yang mengalir dalam pembuluh darah arteri. Jika seseorang mengalami Hipertensi, tekanan darah yang tinggi ini bila berlangsung terus menerus dapat merusak atau mengganggu pembuluh-pembuluh darah kecil dalam ginjal yang lama kelamaan dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyaring darah. 
Pada umumnya, bagi orang dewasa atau berusia 18 tahun ke atas, tekanan darah 140/90 mm Hg atau lebih, dapat dikatakan sebagai keadaan Hipertensi. Sedangkan bagi Anda penderita Diabetes dan Penyakit Ginjal Kronik, tekanan darah 130/80 mmHg atau lebih sudah dikatakan sebagai Hipertensi. 
Dengan mengontrol tekanan darah akan membantu memperlambat kerusakan ginjal. Untuk mengatasi masalah hipertensi, konsultasikan dengan dokter Anda. 
Batu Ginjal
Batu yang terbentuk di ginjal terjadi akibat adanya proses presipitasi (kristalisasi bahan-bahan yang terlarut) yang terkandung di dalam urine. Biasanya batu ini dapat berpindah melalui ureter (saluran yang mengalirkan urine dari ginjal ke kandung kemih) dan dikeluarkan lewat urine bila berukuran kecil. 
Namun kadangkala, batu yang berukuran terlalu besar tidak bisa keluar begitu saja lewat urin. Bila hal ini terjadi maka menimbulkan rasa sakit dan mungkin dapat menimbulkan obstruksi (sumbatan) akibat terhambatnya aliran urine keluar. 
Batu ginjal dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, diet tertentu, obat-obatan dan kondisi-kondisi tertentu akibat meningginya zat-zat lain dalam urine, misalnya asam urat. 
Gejala batu ginjal, antara lain: 
- rasa sakit pada bagian belakang atau sisi tubuh 
- darah dalam urin 
- muntah 
- demam 
- sering berkemih atau ingin berkemih 
- rasa nyeri saat berkemih 
Keluar tidaknya batu ginjal dengan sendirinya tergantung pada lokasi, besar, bentuk dan komposisi. Ukuran batu yang kecil dengan bentuk licin atau bulat dapat keluar dengan sendirinya. Namun bila bentuknya bermacam-macam, misalnya dengan tepi yang tajam atau ukuran yang terlalu besar yang memenuhi seluruh bagian ginjal, tentu memerlukan terapi tertentu guna mengeluarkannya. 
Bila batu ginjal berpindah ke bagian pelvis ginjal, dapat menyumbat aliran urin dan ginjal pun dapat membengkak, sehingga dapat mengganggu kerja ginjal.
Gejala PGK
Penyakit ginjal kronik biasanya tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penyakit ini seringkali terlambat diketahui dan ditangani dengan tepat. Pada stadium awal, penyakit yang menyerang ginjal tidak menimbulkan gejala. Seiring dengan waktu, kemampuan tubuh untuk membuang ‘sampah’ semakin menurun. Bila hal ini terjadi, gejala-gejala lain yang mungkin timbul adalah: 
- merasa lelah dan tidak berenergi 
- gangguan berkonsentrasi 
- nafsu makan menurun 
- sulit tidur 
- kulit terasa kering dan gatal 
- kram otot pada malam hari 
- pembengkakan pada pergelangan kaki/tangan 
- pembengkakan seputar mata pada pagi hari 
- sering berkemih, terutama di malam hari 
Upaya Menghadapi PGK
Jika telah mengalami penurunan fungsi ginjal, tidak perlu putus asa, masih banyak hal yang dapat dilakukan untuk mempertahankan funghsi ginjal yang masih ada.
a. Pengobatan secara rutin dan teratur 
Pada pasien yang sudah mengalami penurunan fungsi ginjal perlu menjalani pengobatan. Pengobatan ini diperlukan untuk mencegah kerusakan fungsi ginjal lebih lanjut dan berupaya memelihara fungsi ginjal yang masih tersisa selama mungkin, sebelum berakhir pada gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan hemodialisis ataupun transplantasi ginjal (pencangkokan ginjal).
Disamping itu, pemeriksaan laboratorium (Ureum, Creatinin, Asam Urat) secara teratur minimal satu kali dalam sebulan perlu dilakukan untuk memantau tingkat kemajuan atau pun kemunduran baik kondisi ginjal maupun kondisi organ-organ tubuh lainnya, sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
b. Patuhi diet yang dianjurkan
Apabila kita mengalami penurunan fungsi ginjal maka kita harus menjalani diet sesuai dengan tingkat penurunan fungsi ginjal.
Diet rendah protein sangat penting dijalani oleh pasien yang mengalami penyakit ginjal kronik yang belum menjalani hemodialisis. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan sisa fungsi ginjal agar tidak semakin memburuk, karena makanan yang mengandung protein tinggi akan memperberat kerja ginjal yang masih tersisa. Dengan semakin banyak mengkonsumsi makanan tinggi protein, maka akan semakin banyak pula sisa dari hasil metabolisme protein tersebut yang harus disaring dan dikeluarkan oleh ginjal. Akibatnya kondisi ginjal akan semakin memburuk dan berakhir pada gagal ginjal tahap akhir yang memerlukan hemodialisis ataupun transplatasi ginjal (pencangkokakn ginjal). 
Diet rendah protein diberikan untuk pasien PGK sebelum hemodialisis (pre-dialisis), jumlah protein yang boleh dokonsumsi adalah 0,6-0,75 g/kg berat badan/hari. Sementara untuk asupan kalori diberikan normal yaitu sebesar 35 Kcal/kg berat badan/hari untuk pasien yang berusia kurang dari 60 tahun dan 30-35 Kcal/kg berat badan/hari untuk pasien berusia lebih dari 60 tahun keatas memenuhi kebutuhan energi per hari.
Pada penyakit ginjal kronik, sebagian besar pasien cenderung memiliki status gizi kurang. Hal ini dikarenakan diet rendah protein yang harus di jalani oleh pasien, disamping itu karena adanya uremia (penumpukan urea dalam darah) mengakibatkan menurunnya nafsu makan, timbulnya rasa mual dan diikuti oleh muntah, ini juga berpengaruh terhadap penurunan berat badan. Maka tips untuk menghadapinya:
1. Jalani diet rendah protein sesuai anjuran dokter atau ahli gizi 
2. Apabila sering mual atau muntah, maka konsumsilah makanan dalam porsi kecil tapi sering.
Hindari makanan yang berlemak tinggi, seperti gorengan atau makanan yang bersantan kental 3. Jika tidak nafsu makan, maka buatlah makanan menarik dan tidak membosankan. 
Jika berstatus gizi kurang atau berat badan tidak ideal, diskusikan dengan dokter atau ahli gizi. Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang mengandung tinggi kalori, namun tetap rendah protein.
Sumber : http://www.pramita.co.id/ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar